Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Pikiran kita dulu, masa dewasa adalah masa yang menyenangkan, mengenal banyak orang dengan pemikiran luas tentang kehidupan, betapa enaknya bisa menghasilkan uang sendiri tanpa harus minta ke orang tua, tetapi pikiran dari kepala mungil kita dulu ternyata sesempit itu yah. Berada di fase dewasa seperti sekarang yang maybe banyak orang di luar sana mengalami atau bahkan sudah lewat fase dewasa ini, ngebuat kita tertampar keras, lebih banyak merenung, memikirkan banyak hal dan parahnya kita ada di tahap menyesal dengan bergumam” Oh, gini yah dewasa ndk semenyenangkan seperti yang kukira dulu..”
Masa dewasa nyatanya membuat isi kepala kita seakan seperti lautan yang tiada habisnya, rasanya seperti melankolis atau mungkin permen nano-nano. Banyak perasaan yang akhirnya kita cicipi mulai dari bahagia, sedih, kecewa, marah dan semua perasaan itu pernah ada di satu keadaan, ada yang sama nggak? Gimana tuh rasanya guys? Udah seperti mau perang dunia ketiga atau udah di fase gila kali yah. Tapi ada satu hal yang Nar mau sampein yang paling relate dengan kita semua, yakni tentang kehilangan. What is that? Kehilangan adalah suatu keadaan ketika sesuatu atau seseorang yang kita miliki, cintai ataupun sayangi tidak ada lagi di hadapan kita, itu definisi sederhananya. Ini bukan tentang kehilangan di fase dewasa melainkan kehilangan yang selalu hadir walaupun kehilangan itu telah lama berlalu tetapi masa saja ada dan teringat di fase dewasa. Selayaknya membawa luka yang kita harap akan sembuh di masa mendatang. Tapi, nyatanya kehilangan itu belum sepenuhnya sembuh. Kehilangan membuat kita sadar banyak hal mulai dari mengingat segala kenangan yang pernah tercipta, lebih menghargai waktu dan saling menjaga satu sama lain dengan orang terkasih.
Ada beberapa kehilangan yang selalu menghantui kita di fase dewasa,
1. Saat seorang anak harus kehilangan ibunya. Wahh ini mungkin blog paling memories dan menggugah perasaan sih kataku. Saat kita tidak lagi memiliki seorang ibu di dalam rumah, anak selayaknya kehilangan rumah yang sebenarnya. Kehidupan anak tersebut akan berubah 100% banyak hal yang bergeser mulai dari kebahagiaan yang tidak utuh, sometimes anak tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah, kurang perhatian, dan paling penting saat seorang anak kehilangan doa terbaik dari ibunya. Kehadiran sosok ibu dalam keluarga itu teramat penting, membuat anak lebih ceria, berani mengambil keputusan, punya tempat pulang tetapi saat kita kehilangan ibu, Nar boleh bilang hidup sebagian kita akan runtuh. Banyak hal yang akan membuat mereka akan menangis, terkadang marah dengan keadaan tetapi where? Kemana tempat mereka untuk menumpahkan segala lukanya? Sebagian dari mereka yang kehilangan ibunya tidak pernah berisik kepada dunia bahwa mereka tidak baik-baik saja sekarang, tetapi mereka lebih memilih untuk diam dan meresapi luka batin mereka sendiri tanpa ingin berbagi. Tapi Nar ada loh orang yang kehilangan ibunya bisa bangkit kembali dan menata hidupnya yang hampir runtuh tadi. Aku bisa bilang “Iya, sangat bisa teman-teman, but mereka perlu menjahit luka kehilangan itu bukan satu bulan atau dua bulan melainkan bertahun-tahun lamanya” mereka yang berusaha bangkit dari luka kehilangan itu adalah orang-orang hebat yang hidup di bumi ini, mereka berusaha sembuh perlahan walaupun tak sesempurna dulu, mereka tetap menjalani kehidupan selayaknya orang lain di luar sana.
Kehilangan ibu part paling menyedihkan, dimana kita harus menerima kenyataan paling pahit orang paling kita harap panjang umurnya, kita harap ibu selalu sehat dan menemani setiap proses menuju suksesnya kita tetapi nyatanya Allah memiliki rencana lain untuk kehidupan kita. MENERIMA KEHILANGAN bukan sesuatu hal yang mudah bagi semua orang, butuh waktu cukup lama untuk betul-betul ikhlas dan menerima bahwa ibu adalah titipan Tuhan yang sewaktu-waktu kalau Allah mau ambil kita tidak memiliki hak untuk menahan kehendakNya. Dari sosok ibu pun kita bisa belajar bagaimana menjadi pendengar terbaik bagi orang lain, bagaimana kita tetap menebar senyum walaupun kita juga kadang terluka sendiri, bagaimana menjadi lilin bagi orang sekitar padahal kita juga membutuhkan cahaya untuk menerangi hidup kita. Terkadang di masa dewasa ini kita sadar dan merenung bahwa berterima dengan kehilangan itu adalah hal yang harus kita lakukan, kehilangan bukan satu atau dua kali dalam kehidupan tetapi bisa saja berkali-kali, you know what? Allah sedang melatih mental dan hati kita untuk menerima sesuatu yang tak kita inginkan. Allah ingin kita menjadi manusia tangguh dan kuat dalam mengarungi kehidupan ini, dan yakinlah bahwa orang yang telah meninggalkan kita pun tak ingin kita berlarut dalam kesedihan panjang, kita tetap harus melanjutkan hidup yang semestinya.
2. Saat anak kehilangan sosok ayah dalam hidupnya. Panutan, manusia yang paling kuat, tak mengenal lelah untuk membahagiakan keluarganya, itulah ayah. Kehilangannya adalah sayatan luka mendalam, kehilangan ayah bukan saja kehilangan sosok pemimpin dalam keluarga tetapi figure ayah yang penyayang seakan sirna sekejap dalam hidup kita. Sosok ayah mungkin jauh berbeda dengan ibu, sebagian kita mungkin menganggap bahwa ayah kiat cuek terlalu banyak bicara tetapi kasih sayangnya kepada anak-anaknya begitu tergambar nyata dari tindakannya. Kita bukan tidak menyadarinya secara langsung, bahkan kita akan menyadari saat benar-benar kehilangan sosok pahlawan hebat ini. Menerima kehilangan ini bukan hal mudah, waktu lama dan kelapangan hati merima takdir ini, hingga akhirnya di masa dewasa mulai menyadari bahwa kehilangan sosok ayah takkan membuat kita menjadi manusia menyedihkan atau suram, dari sosok ayah kita belajar bagaimana tetap kuat menghadapi tantangan hidup tanpa banyak mengeluh, dan bagaimana menjadi manusia yang tetap teguh pendirian di tengah badai yang datang silih-berganti. Sejatinya Allah memiliki maksud tertentu dari tiap kehilangan yang kita rasakan, ada hal indah di depan sana yang tengah Allah siapkan cuma untuk meraih itu, kita harus banyak merasakan luka yang bahkan membuat dada kita sesak menanggungnya. Tetapi selayaknya kendaraan lagi-lagi kita harus bergerak dan berguna untuk kehidupan kita berikutnya.
3. Kehilangan sosok sahabat atau teman. Mungkin dulunya kita sering jalan bareng, makan bareng, curhat bareng, bahkan sampai fase serumah bareng, tapi pada akhirnya akan ada momen itu semua jadi kenangan yang berusaha untuk kita ingat atau parahnya berujung menjadi asing satu sama lain. Hal itu jadi sesuatu kehilangan yang mungkin cukup memorie juga, dimana kita melakukan berbagai hal bersama, bisa menjadi diri sendiri tetapi ujungnya harus bertemu dengan kata kehilangan atau berpisah. Di fase dewasa kita akan tersadar bahwa ternyata ini bukan kehilangan mutlak tetapi hal lumrah yang harus dimaklumi. Kehilangan sosok teman akan membuat hati kita cukup terluka karena mereka bagian dari puzzle hidup, melengkapi kekurangan dan mengapreasi setiap pencapaian kita, yang memberi motivasi untuk bangkit dari keterpurukan dan untuk mendapatkan sosok teman seperti itu untuk zaman sekarang, sangat susah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menggenggam tangan teman yang seperti itu, yang bisa menemani kita di masa sulit kita, peka dengan keadaan atau moodnya kita, bisa menerima kekurangan kita, menghargai kelebihan kita, mereka yang senantiasa menyediakan waktu luangnya untuk mendengar cerita randomnya kita, mereka yang biasanya tidak bosan untuk membuat kita tertawa walaupun hal sederhana. Dan saat kehilangan sosok teman itu, mungkin puzzle hidup akan kurang lengkap lagi, dan tidak utuh lagi. Tapi yakinlah kehilangan itu membuat kita banyak berpikir dan merenung bagaimana kita bisa sama seperti mereka? Bagaimana kita bisa membuat ceria orang yang kita sayangi walaupun kita bergelut dengan kejamnya dunia? Bagaimana menjadi sosok pendukung di tengah riuh teman yang toxic? Itu bukan hal mudah tapi kehilangan itu sejatinya akan menjadikan manusia banyak merenung tentang kehidupan ini.
Kehilangan bukan soal orang tua, teman tetapi kehilangan kesempatan di perusahaan atau instansi juga tetap di nilai kehilangan. Kehilangan kesempatan tidak akan membuat kita serta merta gagal dalam pekerjaan tetapi hal itu membuat kita lebih sadar bahwa kesempatan itu sangat penting. Harus di perjuangkan dan diusahakan bukan untuk diremehkan. Kehilangan juga banyak hal tentang kehilangan barang, dna lainnya yang membuat kita aware and care tentang hidup bahwa semuanya tetap adalah titipan Allah.
Sebuah pesan,…
“Setiap kehilangan memberikan pelajaran hidup bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah hal yang sementara, bukan untuk selamanya ada dalam kehidupan”
Sejujurnya, di masa dewasa ini akan membuat kita mengerti dan paham bahwa hidup tidak selamanya akan berputar di kita, aka nada masanya orang tua akan meninggalkan kita karena mereka memiliki jatah hidupnya begitupun kita, Allah seakan memandu kita bahwa hidupmu akan temaram tetapi dibalik itu aka nada kebahagiaan yang tiada tara ketika kita ikhlas dan lapang dada menerima ketetapan dariNya, akan ada masa kita akan kehilangan sahabat ataupun teman jalan kita tetapi yakinlah bahwa kehadiran dia dulu membuat kita pernah hidup lebih baik dan bersinar, dan kita harus melanjutkannya sinar itu walaupun dengan orang baru yang datang dalam hidup kita. Untuk segala kehilangan kesempatan pekerjaan ataupun barang menyadarkan kita bahwa sesuatu itu walaupun kita mengusahakannya kalau bukan seutuhnya milik kita tetap kita tidak memiliki kuasa terhadap sesuatu tersebut, karena lagi-lagi hal itu adalah sementara dan hanya titipan yang bisa saja lepas dari genggaman tangan kita. Dan untuk semua kehilangan yang pernah kita rasakan, mari merayakannya, mari ikhlas walaupun tertatih-tatih dan mari melanjutkan kehidupan teka-teki selanjutnya, remember bahwa kehilangan bisa saja menanti kita di depan sana, tapi yakinkan hatimu, kamu bisa lebih kuat dari yang dulu, kamu bisa melaluinya dengan luar biasa. Untuk menjadi kamu hari ini adalah kamu yang tetap kuat dan tetap tersenyum dulu, semangat yah hidupmu harus terus berlanjut!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Ada banyak hal yang akhirnya membuat kita berbeda dari biasanya, dulu kita mungkin lebih banyak waktu bersama teman-teman kita, ngobrol tentang kehidupan, cita dan cinta. Selalu jadi pendengar terbaik, menampung semua luka dan cerita kelam. Hal itu seakan dilakukan secara terus-menerus hingga kita berada di posisi mungkin kita butuh jeda. Adapun kita yang tiada hentinya mengejar target dan deadline, selalu memenuhi tuntutan orang lain tanpa kita sadari hal itu justru membuat kita lupa dengan hal paling penting yang dibutuhkan diri sendiri. Kita menginginkan hidup yang lebih baik tetapi terkadang ekspektasi itu membuat kita semakin jauh dari yang seharusnya.
Why? And why? Hal itu terjadinya begitu saja, mengalir layaknya air dalam teko. Proses yang harus dilalui dan menjadi growing up kita di setiap tahunnya. Guys, pernah nggak sih merasa lelah hingga kita benar-benar ingin menyudahi semuanya atau paling tidak kita lebih memilih untuk berhenti sejenak? Dan jujur pasti setiap kita pernah kepikiran dan mau melakukan hal tersebut, iyakan?! Terkadang hal sekecil ini kita sangat menutupinya sari keluarga kita, sahabat atau teman kita. Memilih untuk jeda bukan karena ego dan lebih memilih untuk tidak menjadi apa-apa tetapi dalam hati paling kecil itu sering kali bergumam “Gue lelah dengan semua ini, gue capek sumpah, pengen mati aja” mungkin pemikiran itu datang karena emosional dan kondisi yang sedang tidak baik pada saat itu hingga kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan akhirnya terucap. Perjalanan yang panjang ini, membuka pikiran kita tentang mulai menyadari bahwa segala hal yang kita jalani baik memenuhi ekspektasi diri, orang tua, soal pekerjaan, hubungan pertemanan, dan impian pada akhirnya akan sampai di titik lelah, dan di titik itulah kita bisa menyediakan ruang jeda buat diri. Bukan untuk berhenti berjuang atau stuck dengan hal yang tidak pasti melainkan bentuk kasih sayang pada diri sendiri. Sebuah pengingat bagi kita bahwa diam atau mengambil jeda adalah bagian dari proses menempuh perjalanan ini.
Mungkin semuanya butuh jeda. Saat kita benar-benar butuh istirahat maka lakukan, jangan melanjutkan perjalanan yang di dalamnya kamu akan tersiksa dan tidak bisa menjadi diri sendiri. Gimana jika menjadikan self reward sebagai jembatan untuk beristirahat? Why not. Tetapi apakah hal itu worth it untuk dilakukan? Apakah akan membuat kita tenang? Terkadang self reward yang tidak dibarengi dengan cara yang baik akan membuat kehidupan lebih rumit lagi. Tarik diri, mulai mengetahui batasan kita sebagai manusia biasa, manusia yang juga membutuhkan ruang untuk bercerita, ruang untuk berkeluh kesah, ruang untuk menumpahkan segala apa yang kita rasakan. Tetapi sejatinya semua itu sulit didapatkan pada orang lain. Karena mereka juga sama seperti kita, saling membutuhkan tetapi sulit untuk meluangkan.
Mungkin semuanya butuh jeda. Jeda dari semua harapan lebih orang lain kepada kita. Mereka mungkin pernah berekspektasi bahwa kita selalu punya waktu dan tenaga buat mereka, tetapi mereka lupa bahwa kita juga butuh itu, butuh untuk diri sendiri. Bukan tidak ingin membantu tetapi di saat itu kita juga tidak bisa entah karena ada urusan keluarga, atau kerjaan. Selayaknya kita di tuntut untuk “Iya, boleh yah, please gue butuh loh sekarang” please bilang ke diri kalian kita juga butuh ruang untuk diri sendiri, peduli diri sendiri dan berani bilang ‘TIDAK’ bahkan ke teman dekat atau orang-orang sekitar.
Sebuah pesan,...
“Kita mungkin selalu mengatakan kita kuat, kita bisa tetapi nyatanya kite butuh jeda, bukan untuk menyerah, tetapi jeda ini bagian dari menarik diri dan bertahan atas segala hiruk-pikuk dunia”
Memilih untuk diam sebentar atau istirahat bukan sesuatu hal yang salah tetapi hal yang perlu dimaklumi. Memahami perasaan dan tindakan orang lain itu adalah cara kita menghargai orang lain, menghormati orang lain dan hal itu membuat kita jadi lebih dewasa dari sebelumnya. Jeda bukan suatu kelemahan yang dibiarkan tetapi hal itu membuat kita lebih tau apa yang kita inginkan dalam hidup. Kita perlu jadi pendengar tetapi tetapkan dalam hati bahwa kita juga harus jadi orang yang lebih bijak untuk diri sendiri, jika kita ingin memenuhi ekspektasi keluarga dan diri sendiri, cobalah untuk menyeleksi hal yang mudah dan sulit kita akan hadapi kedepannya. Dan jika kita perlu mengejar target dan deadline kita di kantor atau perusahaan, carilah waktu untuk istirahat sejenak bisa dengan ngumpul dengan keluarga, healing tipis-tipis, mendaki, makan makanan enak, berenang, memanah, and the most important menurut Nar adalah banyak beribadah kepada Allah. Salah satunya shalat. Shalat adalah ruang istirahat yang paling menenangkan, mungkin segala permasalahan kita tidak selesai di hari itu, tetapi seakan Allah memasukkan ke hati kita ketenangan yang tidak bisa di bayar dengan apapun. Kata salah seorang ustadz muda bahwa walaupun kita sibuk tetapi kita tetap harus shalat, walaupun kita gaul tetapi harus shalat. Jangan tinggalkan shalat yah guys! Hidup memang butuh istirahat, tetapi setelah menemukan arti bertahan dan bertumbuh maka mari melanjutkan perjalanan tanpa terpaksa, jalani dengan rasa syukur dan paling utama menikmati hidup dan jadi diri sendiri. Jangan tidak enakan yah, jika tidak bisa jangan paksakan bisa. You need a break, alright?!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Di masa dewasa membuka banyak cakrawala berpikir manusia, bagaimana ujian dan pelajaran hidup mengubah sebagian besar mindset kita agar bisa survive dan makin maju. Salah satunya adalah healthy friends relationship. Bagaimana kita membangun pertemanan yang sehat dan saling mendukung dalam hal apapun sehingga ada pertanyaan sederhana, kapan kita mulai menemukan teman dan membangun friends relationship yang sehat itu? Semua berawal dari kita membuka diri dan berusaha adaptasi dengan orang yang berada di sekitar kita dulu. Misalnya kita di masa kecil suka bermain dengan anak tetangga, lama-kelamaan mulai terbentuklah pertemanan walaupun pada masa kecil kita hanya sebatas main boneka, main petak umpet, main congklak, main perosotan bersama dan lainnya. Hal kecil akan memberikan feedback yang baik, setelah kita menemukan orang yang bisa kita ajak bermain, orang yang memiliki kesukaan atau hobi yang sama hingga akhirnya pertemanan itu akan terus berlanjut bahkan level tinggi saat friends relationship ini berlanjut hingga dewasa.
Guys, kalian pernah dengar kalimat ini nggak? Semakin dewasa seseorang semakin sedikit teman yang kita punya. Dan hal itu sangat banyak dirasakan pada fase dimana kita semakin mengenal diri dan lingkungan di sekitar. Terkadang kita lebih banyak bercerita, mengungkapkan segala yang dirasakan kepada teman kita, tetapi di momen lain bisa menjadi orang yang hanya memperhatikan, jadi pendengar ulung. Di tahap ini akan terlihat healthy friends relationship yang benar-benar membuat aware bahwa tidak semua orang akan mendengar cerita kita, kadang diabaikan, kadang pula timbul pernyataan “ udah jangan cerita dulu, gue sibuk nih” kita harus saling mengerti antara satu sama lain, hal itu bahkan selalu ada dalam pertemanan, tetapi di momen ketika pernyataan itu berulang kali seakan jadi bahasa mati yang ngebuat kita memilih untuk tidak cerita. Dalam friends relationship yang the most important adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan teman kita, saling mendukung segala keputusan yang diambil, saling jujur terhadap hal yang disukai maupun tidak disukai.
Ada satu hal menyadarkan Nar bahwa dalam hidup kita penting friends relationship yang sehat, ketika pertemanan sampai pada level saling support misalnya saat ada di antara teman kita yang berhasil melanjutkan pendidikannya atau mendapat pekerjaan bagus kemudian kita support mereka, mendukung keputusannya dan memberi semangat maka kata Nar itu level tertinggi dalam healthy friends relationship itu sendiri. Kita sering mendengar pertemanan yang tidak sehat atau istilah toxic relationship, dimana kita menjumpai pertemanan yang salah satu di antara teman kita mendapat pekerjaan bagus kemudian teman di circle kita ada merasa iri dengan pencapaian kita. Terkadang kita tidak menyadari tetapi itu benar adanya. Jadi solusi paling baik yaitu harus mulai terbuka dengan teman kita, mengenal karakter dan setelah itu selektif saat tahu kepribadian dan lingkungannya. Kita bisa menarik boundries, hal apa yang kemudian bisa kita ceritakan kepada teman biasa atau teman yang kita anggap teman dekat. Setiap hubungan pertemanan sedekat apapun harus memiliki batasan satu sama lain agar memiliki batasan untuk menghargai privasi teman kita.
Healthy friends relationship juga menurut Nar, saat hal random kita tidak diremehkan, saat masalah kita tidak dianggap beban, ketika impian kita tidak jadi bahan candaan. Hal-hal sederhana ini ngebuat kita merasa dihargai, dipedulikan dan merasakan bahwa kehadiran kita itu penting. Setiap kita memiliki level pertemanan yang berbeda dan unik, ada yang walaupun jarang berkomunikasi tetapi misalnya selalu ngirim video reels random di Ig atau di tiktok, saling mendoakan. Di masa dewasa ini terkadang kita menemukan kubu pertemanan dimana orang-orang didalamnya tidak selalu bertemu secara langsung atau istilahnya nongkrong setiap waktu, tetapi mereka yang memiliki kesibukan tetap menyempatkan waktu untuk bertemu di lain hari, sekadar makan bakso bersama, ke pantai, atau deep talk di salah satu rumah teman.
Sebuah pesan,...
“Healthy friends relationship akan membuka pikiran untuk lebih dewasa memilih kawan yang bisa memberi manfaat, support, mendukung kelebihan dan menghargai kekurangan kita”
Satu atau dua teman di fase let say adalah fase di porak-porandakan oleh dunia pilih mereka yang bisa membuat jadi dirimu sendiri, pilih mereka yang membuat lebih bertumbuh dalam, kebaikan, pilih mereka yang membawa untuk jadi manusia versi terbaik, pilih mereka yang membuat tidak ragu memiliki mereka yang jadi gardan terdepan saat menghadapi masalah, mereka yang selalu ada dalam suka dan duka dan paling penting pilih teman yang mengajakmu untuk terus mengingat Allah. Karena level healthy friends relationship bahkan dikategorikan mereka adalah orang-orang yang ketika mengingatkan kita tentang shalat atau kebaikan lain, sejatinya mereka paling mencintai kita. Semoga kalian sudah menemukan kubu pertemanan yang sehat itu yah, jika menemukan selamat, jaga pertemanan kalian hingga kalian bersama melangkah ke syurgaNya. Aamiin!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Setiap hal yang dilakukan selalu menuai perhatian banyak orang, terkadang kita tak ingin orang tahu tetapi akan ada saja yang mengetahuinya tanpa sengaja. Manusia adalah makhluk yang konsumtif terhadap hal-hal yang terjadi dalam hidup tetapi kita tidak harus menanggapi setiap perkataan orang lain secara terus-menerus. Ada momen kita harus mengambil jeda dan lebih mementingkan diri sendiri, mulai mencari tahu apa yang kita inginkan atau cintai. Ini bukan egois tetapi somehow to love yourself. Di fase dewasa kita lebih banyak mengkonsumsi kata-kata negatif orang lain tentang diri, maka kita tidak akan merasa tenang. Saat kita ingin terlelap tiba-tiba semua memori kita pada hari ini begitu tajam mengingat hal-hal negatif afirmassion dari orang lain : Udah selesai kuliah, nggak kerja-kerja juga, siapa suruh sekolah tinggi-tinggi ujung-ujungnya ke dapur doang? kapan nikah? Teman kamu udah nikah semua tuh, mau jadi perawan tua, udah lama yah nikah tapi nggak punya anak, dan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang cukup personal ngebuat kita terkejut dan sebenarnya memekik telinga hehe.
Memang benar pertanyaan diatas, akan ngebuat kita langsung down, merasa diri tidak layak bahkan membuat frustasi. Tetapi jika kita bisa menyangkal dalam hati bahwa semua itu suatu hal di luar kendali kita sebagai manusia biasa dan percaya bahwa yang mengatur segala urusan di dunia itu hanya Allah, maka kita akan tenang. Itu saja. Tetapi Nar kan kita juga manusia biasa yang masih punya telinga, hati dan Perasaan? saat semua kalimat negatif layaknya dentuman bom di satu waktu maka bisa saja kita hampir gila mendengarnya bahkan saat sebagain orang di luar sana mungkin akan melawan dan tidak menerima perkataan kasar dari orang-orang di sekitarnya akan membalasnya lebih kejam.
Manusia diciptakan dengan akal sehat dan hati yang dulunya bersih, ketika menggunakan kedua itu pada situasi seperti ini, maka kita tidak akan membalas, karena istilah saat membalas kejahatan ke orang yang berbuat jahat, berarti perilaku kita sama jahatnya dengan orang tersebut. Terus apa yang semestinya kita lakukan? Kita hanya perlu sabar atas apa yang membuat kita terluka, and remember bahwa tidak semua kata orang kita bisa menelan mentah-mentah. Kita bisa menjadikan perkataan negatif orang lain sebagai motivasi untuk lebih baik lagi kedepannya, apakah mudah? Not easy but you did it!
Sebuah pesan,...
“Di perjalanan mengarungi hidup ini mudah, tetapi kita akan terhambat untuk menikmatinya jika selalu mendengar omongan orang lain.”
Saran dan pendapat orang lain cukup penting agar yang kita tidak ketahui bisa di ketahui, menambah pengetahuan, bertukar pikiran dan kalimat bijak yang bisa saja menjadi motivasi besar kita untuk melangkah maju, tetapi jika perkataan orang lain itu sifatnya negatif, jangan dulu menilainya dengan sesuatu yang salah atau hal yang tidak sesuai dengan diri kita, melainkan kita jadikan itu pelajaran untuk menjadi manusia yang terus berusaha baik. Jika perkataan itu membuat terluka, maka di situlah kita mengambil jarak dengan orang-orang yang mungkin kita tidak cocok ada di dalamnya, baiknya kita mencari lingkungan yang memberikan dampak positif untuk kita bukan sebaliknya. Selain mengambil jarak, kita juga harus pintar memilih teman yang akan jadi support system terbaik.
Kita mungkin akan bernostalgia sedikit bagaimana Rasulullah dengan kesabaran yang boleh Nar katakan seluas lautan, bagaimana beliau yang sudah dinobatkan sebagai seorang Nabi akhir zaman tetapi beliau juga banyak yang membencinya baik dari orang-orang Mekkah, tetangganya, bahkan orang-orang terdekat beliau. Saat kita terpuruk dengan perkataan orang lain yang menyakitkan kita harus mengingatkan bahwa ada orang-orang yang lebih sabar dan tegar menghadapi setiap omongan orang lain. Kita manusia biasa yang tidak ada garis kenabian bahkan kita beda zaman tetapi tidakkah kita ingin lebih kuat dari diri kita sebelumnya? Tidakkah kita ingin mendapatkan pahala tanpa batas berkat kesabaran itu?
Tetap sabar yah, bagaimanapun kata orang coba hiraukan dan anggap sebagai angin berlalu, jika itu positif jadikan itu sebagai motivasi untuk lebih baik, jika itu negatif tetapi terima, dan lapangkan dada serta tegakkan kepalamu bahwa kamu bisa, kamu terbaik, dan kamu akan sukses dengan versi terbaikmu.
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Coba
demi cobaan dalam hidup memberi pelajaran hangat, menemukan jati diri,
bagaimana kita berusaha sabar menghadapi diri sendiri yang terkadang masih
berantakan, bisa juga ujian itu datang dari orang sekitar kita. Ada apa dengan
dirimu? Pertanyaan yang sangat amat sederhana tetapi membuat kita diam seribu
kata. Jika aku jadi kamu...
Aku
masih bertarung dengan diriku sendiri mulai dari displin bangun pagi. Malamnya
aku berjanji bangun lebih awal dari biasanya, tetapi nyatanya itu hanya terucap
di lisan saja. Malam panjang tersita karena sibuk hal-hal yang kurang
bermanfaat misalnya main game sampai begadang, ngobrol tanpa mengenal waktu
atau sekadar scroll tiktok tanpa henti. Mungkin hal terdengar biasa tetapi saat
aku mengulangi hari ini, besok dan besoknya lagi akan menjadi kebiasaan yang
buruk.
Aku
yang masih berperang dengan egoku. Terkadang di satu momen akan jadi teman baik, akan
menerima saran, menjadi seseorang yang confidence, bebas melakukan sesuatu
tanpa tekanan dan memandang orang lain sama dengan dirinya. Tetapi benar,
keadaan perlahan akan mengubah ego kita menjadi monster yang mengerikan. Why?
Karena aku hanya merasa paling benar, enggan meminta maaf, merasa takut tersaingi
dengan orang lain, sulit menerima saran atau pendapat dan sebagainya.
Aku
yang masih bertempur dengan innerchild dan masa lalu kelam. Bukan sesuatu yang
baru bagi aku untuk bisa menjadi manusia yamg dikenal sekarang, banyak hal yang
membuatku harus bertarung dengan pikiran dan berbagai perlakuan yang aku
dapatkan semasa kecil. Trauma yang tak bermaksud mengundang empati, melainkan keadaan
yang membuatku harus banyak belajar untuk tidak menerapkan di masa mendatang. Perjalanan
masa kelam yang sejatinya tak pernah terpikir akan datang, menyadarkan bahwa
setiap luka yang terpendam lama akan berdampak buruk di masa dewasa. Why?
Karena di momen dewasa aku akhirnya diberi kebebasan untuk mengekspresikan rasa,
berani bersuara atau mulai haus validasi terhadap masalah-masalah dalam
keluarga atau lingkup pertemanan. Masa lalu yang akhirnya menjadi kenangan,
harap-harap akan tetap jadi kenangan yang tak ingin aku ulang, buruk tetaplah hilang, jika ada kebaikan maka tetaplah menetap.
Aku
yang masih bergelut dengan ujian hidup. Ujian hidup yang menyapaku terkadang
jujur membuat menggerutu, terkadang awalnya susah untuk menerima, tetapi
perlahan hati bergumam “jalani aja, yang sabar yah, kamu pasti bisa lewati ini
semua, atau kata akhir yang ngebuat tenang adalah yaudah serahkan semuanya ke
Allah, simpel kan?! But untuk mencapai tenang itu butuh waktu yang cukup lama. Harus
banyak belajar, belajar dan ikhlas menerima keadaan. Adakalanya saat aku berada
di masa-masa sulit ku, tak banyak bersuara, I just need space, bahkan parahnya
silent treatment yang menjadi solusi untuk terhindar dari omongan orang
sekitar. Aku sering mencari validasi dan perhatian orang lain nyatanya tidak
ada yang benar-benar bisa selalu ada. Tapi hal itu sebenarnya bukan solusi terbaik.
Terkadang pula statement kalau hidup benar-benar berantakan, nggak tau harus
gimana, ngebuatku mengambil jeda dari semuanya. Mulai aware and care bahwa
sejatinya rumah yang selama ini aku cari maybe di keluarga, sahabat, atau teman
ternyata ada di dalam diriku sendiri. Tidak ada yang benar-benar bisa memelukku
selain diri sendiri, bagaimana aku harus
merangkap jadi pendengar baik, dan pencerita yang ulung untuk problem dalam
hidupku. Apakah aku salah selama ini mencari rumah pada orang lain? Jawabannya,
tidak. Saat kamu selama ini berusaha jadi pendengar terbaik bagi orang lain, segoyahnya
akupun harus didengar, dilihat, dipedulikan dan tidak diremehkan. Bukan
memberitahu secara terang-terangan tetapi perlu kesadaran dari setiap orang yang
ditemui.
Sebuah
pesan,...
Tempat
kembali paling aman adalah menemukan dirimu sendiri, apa yang kamu inginkan
atau butuhkan tanpa membuat orang lain merasa risih, tetap jadi dirimu yang
bertumbuh dalam kebaikan tanpa harus banyak menggerutu.
Aku
yang cukup dengan diriku, saat aku mampu menerima segala kelebihan dan
kekuranganku. Kelebihan yang membuatku terus belajar bersyukur, kekurangan yang
mengajarkan untuk bertumbuh tanpa melupakan jati diriku. Berterima dengan
trauma dan berupaya sembuh darinya adalah tindakan paling jujur, displin bangun
pagi atau hal-hal kecil yang berusaha aku ubah adalah strategi hidup menuju
gerbang kesuksesan. Menghadapi ujian demi ujian dengan badan tegak akan
menjadikanku manusia yang lebih kuat dan berprinsip.
Sekarang,
rumah adalah ‘aku’. Jika hidup ingin aku kuat dan tegar akan ku hadapi tantangan
dengan sabar, syukur dan tawakal. Mau nangis, mau bahagia, mau tertawa sampai
capek kalau hal itu hanya untuk diri sendiri, why not. Please! Normalisasi
bilang ke diri, ngga papa harus lambat, ngga papa kalau jalanku dengan orang
lain berbeda, ngga papa banget ngga harus seperti orang lain, karena nyatanya
jadi diri sendiri itu juga menyenangkan dan harus mengistimewakan diri sendiri
dulu. Apreasiasi setiap hal-hal sederhana yang telah ku ciptakan hingga saat ini,
tetap menjadi aku tanpa harus menjadi orang baru di hadapan orang lain. Tetap
semangat menjalani hidup yang masih jadi rahasia Allah, apapun kedepannya
jangan pernah menyerah, aku, kamu dan kalian semua layak untuk merayakan dirimu
sendiri. Tetap tersenyum bagaimanapun keadaannya, teruslah mengukir banyak
kebaikan hingga kehidupan benar-benar berakhir.
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Manusia adalah makhluk paling banyak maunya. Setiap
hal yang bahkan sudah ada di depan mata, belum tentu disyukuri bahkan ingin
lebih. Terkadang sifat menuntut itu membuat manusia jadi ambisius. Mungkin segala
yang diinginkan bukanlah sesuatu yang buruk karena kita memiliki standar hidup yang
berbeda. Tapi di sela itu kita perlu sadar ada batasan dari semua keinginan.
Kita harus tau bahwa terkadang sesuatu hal yang sangat di dambakan belum tentu bisa
didapatkan di hari yang sama, terkadang untuk meraihnya perlu perjuangan dan pengorbanan
dari segi tenaga, waktu dan materi.
Kehidupan selayak jalanan. Terkadang menemukan
jalan lurus, jalan berbelok-belok, jalan yang rusak, jalan penuh genangan air
hujan dan becek serta jalan yang berbatu besar. Kecepatan untuk sampai tujuan bukan
diukur dari seberapa cepat kendaraan kita melaju melainkan bagaimana kesabaran
dan teliti melewati jalan-jalan yang rusak tadi. Saat ada di posisi terpuruk dan
ujian datang silih berganti kita banyak bertanya, kenapa
hidupku gini-gini amat yah? Nggak seperti temanku, tetanggaku, atau orang lain
di luar sana? Kenapa hidupku nggak bisa tenang yah? Kenapa doa-doaku belum
dikabulkan? Seakan menuntut kata why? Tanpa mempertanyakan what and how? Apa
yang membuat hidup gue seperti ini yah? Kira-kira kesalahan apa yang gue lakuin
sehingga gue susah untuk tenang? Kenapa segala urusan seperti berjalan lambat?
Taraf manusia yang mempergunakan akal sehat,
logika dan melihat syariat Allah maka kita akan berpikir dan merenung atas kejadian
yang dialami. Segalanya tertunda hingga akhirnya hati pun memberi dugaan ouhh
maybe gue masih bolong shalatnya, ouhh gue masih sering bermaksiat, gue mungkin
banyak permintaan tapi kurang sujudnya. Terkadang butuh waktu yang lama untuk
menyadari bahwa segala bentuk dugaan-dugaan kita adalah bentuk sinyal Allah
agar kita segera kembali kepadaNya. Terkadang pula kita banyak mengedepankan
diri kita dibandingkan hal yang diinginkan Allah. Saat kita tau segala pertanyaan
ataupun dugaan itu semakin bermunculan maka secara refleks ngebuat kita bertanya
lagi pada diri, bagaimana solusi agar hidup bisa lebih baik dari sebelumnya?
Tiada solusi alternatif selain kembali dan bertaubat kepadaNya serta menyesali
segala perbuatan buruk yang kita lakukan selama ini.
Sebuah hadis Qudsi yang indah,
“Jika seseorang mendekat kepada-Ku (Allah)
sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta,
Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku
datang kepadanya dengan berlari.” (HR.Bukhari, no. 6137)
Dari hadis ini, Allah mau bilang ke kita bahwa saat
melakukan dosa yang banyak, dan ada momen kita ingin kembali kepadaNya, maka
Allah dengan kasih sayangNya akan menyambut dengan tangan terbuka. Kalau kata
Nar dalam bahasa gaulnya sih Allah lebih excited nungguin kita pulang ke Dia.
Dia kangen banget sama kita.
Ada banyak kesenangan dan kebahagiaan di dunia
yang kita rasakan, tetapi remember bahwa setiap kebahagiaan itu tidak akan
membuat kita tenang sepenuhnya, Why? Karena bisa jadi orientasinya adalah dunia.
Saat kebahagiaan itu bermuara pada Allah dan akhirat maka itu udah beda level,
sebanyak apapun ujian dan cobaan hidup tidak membuat kita mudah goyah sedikitpun.
Disinilah letak keimanan kita kepada sang Pemilik Kehidupan.
Jika segala urusan kita tidak kunjung
terlaksana, maka di momen ini kita menarik diri serta merenung hal apa yang ingin
kita benahi? Jika ujian terasa berat untuk dihadapi, maka yakinkan diri bahwa
hidup tak akan bersih dari ujian kecuali kita telah berkalam tanah, jadi cara
menghadapinya dengan sabar dan shalat, maka semuanya akan perlahan bisa dilalui.
Iya tau, it’s not easy, right?! Tapi ingat bahwa balasan Allah untuk orang yang
bersabar ialah pahala tanpa batas, tidakkah kita menginginkan hal tersebut? Jika
hidup terasa berantakan dan tidak tenang, mulai mencari akar dari permasalahan
tersebut. Hidup tenang yang bisa kita dapatkan dari hal-hal kecil yakni berusaha
tidak khawatir atas segala takdir atau skenario hidup yang Allah rencanakan
untuk kita. Kita hanya perlu ikhtiar dan berdoa karena dua hal itu milik kita, jika
berbicara hasil maka hal itu urusan Allah. Jika kita sebelumnya mengeluh terhadap
hidup, cobalah untuk perbanyak syukur. Sifat mengeluh pun tidak akan mempermudah
kehidupan kita bukan? Ada momen kita hanya diam dan merenung agar hati tidak
melakukan hal-hal yang tidak kondusif. Yukk luaskan sabarnya, dan di bentangkan
lagi syukurnya. Memang tidak mudah selayaknya kita mengucapkan tetapi cara
inilah yang akan membuat kita bisa hidup lebih tenang dan menyerahkan segala
urusan kepada Allah. Semangat untuk hidup yang masih panjang ini, You strong,
you can do it!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Tidak sedikit dari kita masih saja bertengkar dengan diri sendiri. Banyak hal yang akhirnya kita tidak bisa menikmati masa kini karena pikiran yang terlalu jauh kedepan. Hal ini bukanlah sesuatu negatif tetapi pikiran ini justru sikap berani berasumsi sendiri, dan melihat hal-hal yang baik kita harapkan terjadi dalam hidup. Hal tersebut akan negatif ketika menganggu aktivitas kita. Kadar overthinking begitu jelas saat menginjak fase dewasa, ada berbagai standar dan acuan yang membuat kita berpikir lebih dari biasanya.
Sosial media. Menjadi wadah untuk memiliki banyak teman baru, memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia. Tapi tanpa kita sadari sosmed menjadi salah satu penyebab overthinking. Why? Sebagai contoh sosial media diperlihatkan ke kita bagaimana fisik perempuan dan fisik laki-laki yang sempurna. Misalnya standar perempuan cantik yakni memiliki kulit putih, tinggi, kulit yang mulus, tubuh langsing, hidung mancung, bentuk muka yang simetris. Sedangkan standar fisik laki-laki yang bisa dikatakan tampan atau ganteng yaitu kulit putih, tubuh kekar, hidung mancung, bentuk muka yang oval model rambut comma hair dan model lainnya. Menurut sebagian orang fisik menjadi selayang pandang seseorang yang dinilai tersebut memiliki kharisma tersendiri. Hingga akhirnya pertanyaan sederhana bermunculan gimana jika ada perempuan yang merasa bahwa dia tidak tinggi, tidak memiliki kulit putih, tidak langsing dan tidak memiliki hidung mancung berarti dia tidak cantik? Gimana pula jika ada laki-laki yang tidak memiliki postur tubuh yang kekar, kurang tinggi, tidak memiliki kulit putih, serta kurang mancung berarti dia tidak ganteng dong? Terkadang pertanyaan diri kita kurang cantik ataupun ganteng karena kita melihatnya dari kacamata sosial media yang menampilkan orang-orang yang memiliki standar cantik dan ganteng yang paripurna tersebut. Terkadang overthinking bermunculan saat benar-benar merasa kurang dengan diri sendiri bahkan jatuhnya tidak bersyukur atas pemberianNya. Menurut Nar setiap manusia memiliki standar fisik yang berbeda-beda, semuanya cantik dengan versi kita sendiri bagaimana kita merawat tubuh kita dengan baik, and the must important kecantikan dan ketampanan yang berasal dari dalam hati atau kita kenal dengan istilah inner beauty. Hal itu mulai dari attitude, pola pikir yang baik, banyak bersyukur, hati yang bersih, serta memiliki rasa tenang.
Selanjutnya overthinking antara impian dan umur orang tua. Ada momen yang buat pikiran kita semakin jahat layaknya psikopat, mengingat banyak hal yang ingin digapai tetapi masih saja stuck sampai saat ini. Dimana lagi setiap tahun terus di ingatan tentang umur orang tua yang semakin bertambah. Terkadang pikiran ini tiba-tiba saja datang di saat menjelang mata terlelap, Ada yang sama nggak sama Nar? Malam panjang yang sering dikatakan itu ternyata karena pikiran kita yang tak habis-habisnya mengingat sesuatu hal yang belum bisa diprediksikan. Saat seorang anak bekerja di salah satu instansi yang mungkin gajinya tidak di atas UMR, tetapi dia memiliki harapan bisa memberikan hadiah umrah atau membelikan orang tuanya kendaraan misalnya. But at another time impian itu masih saja menjadi angan-angan malamnya, dimana dia juga harus memikirkan kebutuhannya sendiri. Walau terkadang beberapa orang tua dari kita tidak pernah mengharapkan kita memberikan uang kepada mereka, hanya saja senyum merekah mereka akan tercipta jika melihat kita hidup bahagia dan tenang tanpa beban. Tapi disisi lain, kita ingin memberikan kebahagiaan lebih untuk mereka atas semua kebaikan dan jasa orang tua kita. Mungkin banyaknya harta dan segala perjuangan yang kita berikan kepada orang tua tidak akan pernah cukup untuk membalas segala kebaikan mereka yang merawat kita dari kecil hingga dewasa ini. Lagi-lagi kita berpikir berlebihan soal itu, tetapi coba menarik diri dan mulai secara perlahan untuk tetap meraih impian kita sembari berbagi kebahagiaan sederhana untuk orang yang kita cintai yakni orang tua. Tak mengapa yang diberikan sesuatu tidak terlalu mahal tetapi bernilai cinta dan kebersamaan kita dengan mereka.
Hal ini mungkin lebih personal yakni overthinking tentang percintaan. Terkadang di fase dewasa sebagian pikiran kita habis dengan gap percintaan. Harus mengenal istilah hubungan toxic relationship, cinta buta, kagum, move on, pengkhianatan, friendzone dan istilah lainnya. Nar boleh katakan fase ini selayaknya bumbu pelengkap yang banyak memberikan kita pelajaran berharga mulai dari bagaimana cara kita memahami perasaan orang lain tanpa niat untuk menyakiti, mengetahui karakter pasangan seperti apa, memahami kekurangannya dan mengapresiasi setiap hal-hal kecil yang dilakukannya, sesimpel itu sih hehe. Nar misalkan seseorang laki-laki yang kagum dengan perempuan. Laki-laki ini tidak pernah menyatakan perasaannya kepada perempuan ini, tetapi dia sudah lebih dulu ingin move on katanya. Hah? Move on? Belum nyatain kok udah move on? Kok gitu? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Mungkin hal pertama yang dipikirkan laki-laki tersebut adalah perasaan yang dimilikinya adalah rasa kagum dari Allah dan itu fitrah bagi semua manusia. Karena laki-laki ini tau bahwa yang memasukkan rasa kagum ini adalah Allah, Sang Pemilik langit dan bumi ini sehingga dia malu menjemput orang yang dikagumi dengan cara yang tidak Allah ridhoi. Hingga akhirnya dia move on. Dia percaya bahwa untuk saat ini hal paling utama yang bisa dilakukan yaitu memperbaiki diri dan fokus terhadap diri sendiri, jika telah tiba waktunya maka akan dipertemukan dengan cara yang paling indah dan tak terduga.
Terkadang di momen menikmati bermove on, laki-laki itu masih saja mendapati informasi terkait perempuan ini atau tidak sengaja bertemu maka masa itu perasaannya naik 100% kemudian jika tidak mendapati akses perempuan tersebut atau saat laki-laki itu overthinking gimana yah kalau dia dekat dengan laki-laki yang lain? Gimana yah kalau memang bukan aku orangnya? maka perasaan itu turun 0%. Nar pernah dengar bahwa saat kita kagum dengan orang lain kemudian banyak anxiety yang ngebuat kita memilih untuk menjauh entah karena minder, merasa tidak pantas dan belum siap maka di momen ini teruslah nikmati dengan cara-cara yang bijak dan diperbolehkan dalam Islam. Tiada hal yang lebih pasti saat semua urusan perasaan kita serahkan kepada Allah yang Maha membolak-balikkan hati. Perasaan suka atau kagum kepada seseorang adalah hal yang lumrah terjadi selama hidup, tetapi jemputlah hal tersebut dengan jalur langit bukan dengan bermaksiat.
Bahkan seseorang akan ada di level overthinking garis keras, gimana kalau nggak ada yang suka sama gue? Gimana kalau gue akhirnya jomblo terus? Hii, Nar cuma mau bilang kamu berhak dan berharga untuk dicintai, mungkin saat ini kamu merasa jika tidak ada yang mendekatimu berarti tidak ada yang suka. Mungkin ini juga cara Allah menjagamu agar seseorang yang pantas untukmu datang menjemputmu dengan cara yang istimewa bukan dengan bunga dan coklat apalagi kata-kata manis. Teruslah berbenah dan fokus mendidik diri agar kelak kamu memiliki pasangan yang sama sepertimu.
Sebuah pesan,...
“Banyak overthinking sama saja meragukan hal yang Allah sedang siapkan untuk kita, manusia memiliki batasan untuk mengakses rencana Allah, maka serahkan semua urusan kita kepadanya, sekali lagi percayalah kepadaNya”
Mungkin overthinking tidak akan pernah hilang dalam hidup kita, tetapi paling tidak kita berusaha untuk mengontrol hal yang bisa kita usahakan dengan hal yang benar-benar sudah Allah takdirkan. Jika kita menganggap bahwa kita orang yang tidak cantik atau tampan paling tidak kita bersyukur dengan keadaan kita, jika kita berasumsi bahwa kita tidak mampu membahagiakan orang tua kita karena kita masih saja berjuang untuk meraih goals-goals itu maka berdoa dan tetap berusaha semaksimal yang kita bisa. Allah tau batasan kita dan Allah juga tau kalau kita selalu memiliki niat baik untuk terus berbakti kepada kedua orang tua. Jika kita menganggap bahwa kita tidak layak dicintai atau mencintai seseorang pikiran kita selama ini ternyata salah besar, Allah menciptakan kita berpasangan-pasangan pun kematian adalah akhir dalam perjalanan kita berarti itu adalah hal paling terbaik dari sebagian banyak rencana indah dariNya.
Dan kamu lagi, please stop overthinking, kita sangat boleh berpikir tetapi jangan membuat diri tersiksa dengan hal-hal yang belum pasti kita miliki, perbanyak doa dan tetap kerahkan usaha yang kita bisa, selebihnya serahkan semuanya kepada Allah semata. Yukk hidup yang lebih jujur dan baik agar benar kita merasakan ketenangan yang hakiki. Malam ini, ambil wudhu, banyak berdoa dan terlelap, jangan dipikirkan lagi hidup untuk sekarang, semangat puasanya!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Ternyata di balik kehidupan manusia yang penuh warna-warni menyita banyak perhatian berawal dari banyak menerka dan berpikir. Ada saatnya sikap tenang diperlukan, tidak banyak mengingat sesuatu yang belum terjadi, tetapi hal itu seringkali dipikirkan. Bukan hanya itu, kita sering terjebak dengan situasi dimana hal yang belum pasti terjadi telah menjadi penghalang untuk melakukan sesuatu hingga akhirnya membuat kita cemas sendiri. Hal ini bukan kesalahan fatal hanya saja akan menganggu kesehatan mental kita lebih cepat dengan seharusnya.
Nar berikan contoh paling sederhana saat kita mengkhawatirkan nilai sekolah, mungkin di momen ini terbetik di pikiran jahat kita, gimana yah kalau nggak dapat nilai A? Gimana kalau harus ngulang semester lagi? Gimana kalau nilaiku di bawah standar? Seakan pertanyaan-pertanyaan ini menghujam diri kita menjadi seseorang yang harus perfeksionis dan ambisius. Tetapi tidakkah kita sadari bahwa rasa khawatir itu ada karena kita merasa belum maksimal untuk berusaha, saat kita merasa belum melakukan yang terbaik, bener kan? Ada kalanya kita harus memberikan apresiasi terhadap diri kita bahkan hal seperti ini pun harus kita jaga serta fokus dengan hal yang sudah kita lakukan hingga rasa cemas dan overthinking itu setidaknya bisa kita kendalikan.
Kemudian contoh selanjutnya ketika kita banyak merasa cemas terhadap pekerjaan yang bahkan saat ini kita tekuni. Bisa nggak yah selesaikan projek ini? Kira-kira atasan marah nggak yah kalau aku nggak maksimal kerjanya? Seolah pertanyaan ini membuat dada kita semakin sakit, tak memberi solusi hanya membawa penyakit. Mungkin pikiran itu satu atau dua kali datang tidak menjadi suatu masalah besar tetapi saat pikiran ini terus dan sengaja diingat maka hal ini bisa menjadi penghalang kita untuk maksimal dalam pekerjaan.
Sebuah pesan,...
“Don’t forget kita memiliki kadar berpikir terbatas, tidak bisa memaksa untuk menampung semuanya, kita manusia bukan robot AI. Berhak menimbang dan memutuskan dengan cara paling bijak.”
Jika teman-teman saat ini berada di fase banyak cemas dan overthinking tentang apapun itu, misal tentang impian, soal fisik, finansial, percintaan, umur orang tua dan hal lainnya coba deh kita menarik diri dan berpikir lebih rasional bahwa kita adalah makhluk Allah yang paling sempurna penciptaannya, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki disertai dengan akal sehat. Kita harus membuka pikiran kita bahwa ada hal yang harus kita kendalikan dan ada hal yang tidak bisa dikendalikan. Itu dulu yang kita ingat. Sesuatu yang kita kendalikan dalam hidup yakni pikiran negatif ubah menjadi positif, habit buruk menjadi habit produktif, respons terhadap sesuatu yang bisa saja hal itu mengecewakan kita dan saat di posisi ini kita lebih tegar dan kuat untuk menerimanya dengan lapang dada tanpa menggerutu dan mengeluh, menjadikan setiap waktu yang dilalui dengan banyak hal yang lebih bermanfaat untuk diri sendiri, mampu mengaturnya sebaik mungkin, dan terakhir bisa mengubah keadaan yang dulunya kita sering sakit menjadi sehat karena ikhtiar untuk berobat. Mari terus mengusahakannya dan jangan pantang menyerah.
Adapun sesuatu yang tidak bisa dikendalikan yaitu hasil dari setiap usaha kita karena semuanya Allah yang mengatur, takdir mutlak (umur, kematian, rezeki, dan jodoh). Apa yang harus kita lakukan dengan hal yang tidak bisa dikendalikan? Saran Nar cukup dengan doakan. Doa adalah senjata paling mujarab bagi manusia, seperti layaknya emas yang dijaga maka teruslah berdoa untuk hal-hal baik dalam hidup kita. Kalaupun one day sesuatu yang kita harapkan tidak terjadi sisakan ruang percaya kepada Allah bahwa Dia akan menyediakan hal paling indah yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya, trust him.
Terkadang di penghujung malam yang panjang, mata tak ingin terlelap nyaman, pikiran jahat tiba-tiba saja datang, lagi-lagi kamu insomnia malam ini, tidak mengapa kamu harus mendapati momen ini, hal ini bukan sesuatu hal yang sangat menyeramkan, tetapi berusaha untuk menikmati dan mulai kendalikan perlahan dan banyak beristighfar, semoga pikiran-pikiran jahat itu bisa kamu jinakkan, bisa lebih menyakinkan dirimu bahwa sesuatu yang belum pasti pun adalah rahasia Tuhan yang tidak bisa dibongkar satu malam, biarlah berjalan dan melaju. Rasa khawatir memang tidak bisa dihilangkan secara total tetapi bisa kita minimalisir dengan berusaha berpikir positif bahkan terhadap pikiran negatif yang datang. Mungkin pengalaman buruk itu membawamu sejauh ini sehingga hanya ada cemas dan takut melangkah, tapi berusaha terus keluar dari pikiran jahat itu, tak mengapa pelan tapi kamu terus melakukannya. Cobalah fokus dengan hal sekarang yang sedang kamu hadapi agar pikiran kamu jauh lebih tenang. Yukk berpikir positif, stop overthinking. Overthinking, kamu yah? Bukan lagi yah. Tetap semangat!!!
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Setiap masa memiliki nuansa rasa yang berbeda. Saat kecil kita sudah merasakan bahagia dan sedih. Ada istilah masa kecil yang bahagia yang digambarkan sebagai momen paling bermakna mulai dari kepolosan, bebas melakukan apapun serta mencoba hal baru. Dapat dikatakan masa kecil bahagia saat mendapatkan rasa aman, merasa dicintai, bermain dengan teman tanpa beban, menggali rasa ingin tahu yang bebas, dan tidak terlibat dengan masalah orang dewasa. Mungkin di masa kita kecil itu terbetik dalam pikiran kita atau pertanyaan-pertanyaan sederhana. Bagaimana kehidupan orang dewasa? Seakan pertanyaan tersebut membuka pola pikir kita bahwa dunia itu hanya berputar pada kita saat berbadan mungil dan masih sederhana dalam berpikir melainkan ada kehidupan yang lebih menantang di hadapan kita.
Akan terasa berbeda ketika ada anak yang melewati masa kecil yang kurang menyenangkan misalnya anak yang harus mengalami broken home. Rumah yang seharusnya tempat ternyaman untuk pulang ternyata rumah bagi anak itu harus seperti neraka baginya. Dia hampir setiap hari mendapati pertengkaran hebat antara kedua orang tuanya, atau bahkan lebih parahnya melihat ibunya mengalami KDRT, kedua orang tuanya harus bercerai, dan lainnya. Seakan tidak ada keharmonisan dalam keluarga tersebut, ketika di tanya siapa yang menjadi korban di sini? Jawabannya ialah anaknya. Mungkin secara langsung seorang anak tidak merasakan kekerasan sari orang tuanya tetapi saat anak-anak menyaksikan orang tuanya bertengkar maka mereka akan merasa ketakutan bahkan level tertinggi saat anak tersebut mengidap gangguan psikis dan tindakan atau hal yang kurang baik disaksikan oleh anak kecil sangat mempengaruhi karakter mereka saat dewasa kelak.
Ternyata masa kecil seseorang yang banyak rasa bahagia ataupun sedih itu sangat memberikan dampak besar untuk masa dewasa. Why? Karena Ada dua hal penting yang sering kita analogikan dalam hidup yaitu anak yang merasakan bahagia dalam keluarga atau lingkungannya akan cenderung berpikir positif, hidup lebih terarah, pergaulan yang terjaga. Akan berbeda stigma bagi anak yang harus merasakan sedih yang cukup panjang, mereka cenderung sering menangis, gangguan mental, hidup berantakan, terkadang susah mengontrol emosional serta pergaulan bebas. Menilik semua kejadian ini bisa kita menarik benang merahnya yaitu keluarga maupun lingkungan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan anak menuju masa dewasanya. Banyak harapan yang terpatri saat ada di masa kecil anak-anak senantiasa merasakan punya keluarga, merasa dianggap dan dihargai.
Saat memasuki fase dewasa ada banyak hal yang mengubah cara pandang kita terhadap sesuatu mulai harus menerima kegagalan dalam hidup, mendapatkan tekanan-tekanan sosial, atau skala kecilnya dalam keluarga, masalah ekonomi, dipaksa mandiri dan bertumbuh sendiri. Ini bukan suatu tuntutan melainkan proses yang harus dilewati dan dihadapi. Fase dewasa mengajarimu bertumbuh dan tegar walaupun harus berada di proses menyakitkan.
Tidak ada manusia di bumi yang ingin merasakan derita yang panjang, kita semua menginginkan kebahagiaan. Tapi sadarkah kita bahwa sejatinya momen menyedihkan dalam hidup memberikan banyak pelajaran bermakna? Saat berada di tahap terpuruk kita kemudian diingatkan untuk bangkit, mengingat tujuan awal kita memulai semuanya, ketika ada di fase paling terluka lagi-lagi kita diingatkan oleh keadaan bahwa ada orang di luar sana yang mungkin lebih terluka dan menderita daripada kita sekarang. Kita hanya perlu melihat kacamata orang lain yang berada di bawah dari kita agar tahu bahwa kita tidak lebih buruk dari orang lain. Melihat bahwa hidup tidak selalu berada dalam genggaman tangan, tetapi hidup juga akan terlepas dan bahkan bisa melukai kita.
Terkadang waktu menyadarkan kita bahwa masa kecil hingga dewasa bahagia dan sedih itu akan selalu menyertai, kita hanya perlu bahagia maupun sedih sewajarnya.
Sebuah pesan,...
“Taukah kita bahwa dalam hidup tidak ada kebahagiaan yang sempurna atau kesedihan yang abadi? You know what everything is balanced. Selayaknya takaran kopi yang harus tetap seimbang dengan gula yang dituang. Allah akan memberikan kebahagiaan di waktu yang tepat pun akan memberikan kesedihan yang sebenarnya akan menjadikanmu pribadi yang lebih baik.”
Mungkin di masa kecil kita tidak benar-benar paham arti hidup tapi seiring berjalannya waktu ujian dan banyak kesedihan itu sejatinya mendidik kita menjadi manusia paling kuat dan tegar dari diri kita yang sebelumnya. Jika kita ada di keadaan paling terpuruk pun sisakan sedikit cahaya harapan bahwa kita tidak akan merasakan kesedihan terus-menerus. Jika berada di momen kamu merasa sendiri, menangis sendiri, di rumah sendiri yakinlah kamu akan bahagia, banyak orang yang menyayangimu dan mengharapkan tetap hidup. Kamu berhak bermakna untuk dirimu sendiri. Jangan pernah menyerah untuk hidup yang masih berlanjut, tetap berbuat baik walaupun dunia kadang tidak berpihak pada kita, tetap jadi dewasa yang menyenangkan diri dan orang-orang yang disayangi. You are great <3
Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Seringkali kita menganggap hal negatif sebagai sesuatu yang harus dihindari atau bahkan dilupakan. Seakan pikiran dan hati menolak secara tegas hal-hal yang membuat kita terluka. Terkadang kita menggerutu dengan amat keras “Saya tidak pantas mendapatkan ujian ini, saya tidak bisa melalui semua ini dengan tenang!” padahal taukah kita bahkan sesuatu yang kita tidak inginkan dalam hidup harus kita rasakan juga. Bukan hanya itu, hal negatif bukan datang begitu saja, melainkan membawa pelajaran dan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Nar sebut saja pertama saat melakukan kesalahan yang menurut kita sesuatu yang fatal, yakni terburu-buru mengambil keputusan. Misalnya saat kita memilih jurusan di perguruan tinggi tanpa melakukan riset terlebih dulu, entah memilih karena sebatas mau atau mode ikut-ikutan dengan teman kita. Saat memilih jurusan bahasa tetapi asal dari fashion kita yakni seni. Ketika telah dihadapkan dan merasakan pilihan kita sendiri banyak hal yang membuat kita akhirnya menyesal memilih jurusan tersebut. Rasa tidak nyaman bahkan level tertingginya saat merasakan yang namanya culture shock. Di antara kita ada yang memilih untuk berhenti kemudian masuk di jurusan yang diinginkan sedari dulu atau memilih untuk survive dan mengakhiri dengan baik walaupun tidak sesuai yang diinginkan. Hal pertama tadi sebagai jalan pintas kita untuk mengikuti hal yang kita dambakan dengan cara pindah jurusan, tetapi hal kedua juga boleh dibilang sebagai sesuatu hal negatif yang mungkin sengaja kita pilih. Tapi taukah kita bahwa pilihan kita saat itu bukanlah sesuatu yang benar-benar negatif. Mungkin kita hanya butuh waktu yang cukup lama untuk bisa beradaptasi dengan hal baru dalam hidup kita. Di momen ini kita melupakan satu hal besar yakni menikmati proses yang telah kita pilih. Mungkin bukan sesuatu yang mudah bagi kita untuk menjalaninya. Tapi kita bisa membentuk stereotip negatif itu menjadi sesuatu hal yang memberikan bumbu-bumbu baru dalam perjalanan kita dalam mengarungi takdir.
Hal selanjutnya yang menjadi kesalahan dalam hidup kita adalah menunda pekerjaan dengan harapan pada waktu-waktu terakhir kita bisa manfaatkan dengan sebaik mungkin, tapi nyatanya hal itu sesuatu kelalaian yang akan berujung penyesalan. Pekerjaan tertunda dan dibiarkan numpuk begitu saja, hingga akhirnya membuat kita kelabakan sendiri saat semua pekerjaan berada pada deadline yang sama. Untuk memperbaiki kesalahan ini yakni menentukan skala prioritas dan jangan menunda sesuatu telah kita rencanakan dari awal. Ada banyak contoh kesalahan yang terjadi baik mempercayai orang yang salah, hanya mementingkan pendapat sendiri tanpa mendengar nasehat orang lain, kurang menghargai orang yang care dengan kita dan sebagainya.
Kedua, Rasa sakit. Kita mengklaimnya sesuatu yang harus kita jauhi. Terkadang rasa sakit membuat hidup kita berantakan, hati bergejolak dan menolak atas takdir yang terjadi. Nar sebut saja saat kita disakiti orang terdekat kita. Seakan yang ada dalam pikiran kita hanyalah kebencian dan dendam tetapi tidakkah kita sadari bahwa bisa saja orang-orang yang membuat kita sakit adalah sebagain dari ujian kita? Hal ini terdengar klise tetapi hal itu bukan sesuatu yang benar-benar negatif. Why? Karena sejatinya rasa sakit membuka pola pikir kita yakni dipaksa untuk belajar menerima keadaan, beradaptasi dan ikhlas atas rasa sakit yang menimpa kita. Mungkin hal ini bukan sesuatu yang mudah tetapi hal ini yang akan membuat kita bijaksana dan meraih keberuntungan dalam hidup kita di babak-babak berikutnya.
Contoh lain ketiga, saat kita harus terbuka dengan berbagai kritikan yang sifatnya menjatuhkan kita atau penolakan. Meskipun hal itu sesuatu yang menyakitkan diri kita tetapi justru dari kritik pedas dan penolakan tersebut kita belajar untuk bangkit dan berani membuktikan potensi ataupun kemampuan yang kita miliki, bukan ajang kesombongan atau unjuk diri tetapi hal tersebut pemacu diri untuk berkembang dari diri kita sebelumnya. Keempat, Kegagalan yang datang dalam hidup adalah guru terbaik kita. Menanamkan dalam diri bahwa tidak ada kesuksesan yang instan, semuanya butuh perjuangan yang besar. Hal ini membantu kita untuk menghargai proses dan setiap usaha serta pencapaian-pencapaian kecil yang telah kita buat.
Sebuah pesan....
“Hal negatif yang terjadi bukan sesuatu kutukan atau sesuatu yang harus kita hindari tetapi tegakkan kepala kita untuk menghadapinya dan mengambil setiap inci pelajaran yang ada di balik hal negatif tersebut.”
Jika kita berada di momen tak sanggup menghadapi hal-hal tak terduga, mari meromantisasinya dengan bersyukur kepada Allah Ta’ala, karena setiap hal negatif membuat hidup lebih berwarna bukan satu warna saja melainkan banyak warna. Mengapa kita harus belajar dari hal negatif? Karena ketika kita dihadapkan dengan hal yang tak berpihak kepada diri kita sudah siap dengan berbagai kemungkinan dan tetap bertahan walaupun sulit dan melelahkan. Menjudge hal-hal buruk yang terjadi pun takkan membuatnya hilang bukan? Kuncinya ada pada diri kita, yakni jalani, nikmati dan syukuri. Mari hidup tanpa berisik dan menggerutu bahkan kepada orang lain, cukup kepada Allah dan diri kita sendiri. Yakinlah semua itu akan berlalu seperti angin, terasa tetapi akan berlalu begitu saja. Sertakan ruang sabar dan ikhlas untuk menghadapinya. Jadilah dirimu yang kuat, tegar dan jangan pernah merasa kamu sendiri tetapi ingatlah beberapa dari orang-orang terdekatmu menantikan ceritamu dan paling utama mengeluhkan setiap problem kepada Allah, Dialah sebaik-baik tempat berkeluh-kesah. Tetap semangat untuk hidup yang masih banyak teka-tekinya, kamu pasti bisa melalui dan ciptakan cerita hebat yang akan menjadi pelajaran bermakna untukmu di masa tua. Stay cheerful and keep smile :)
Selamat malam semua... Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tu...