Selamat malam semua...
Untuk yang sudah simak beberapa judul di blog jatuh bangun jadi dewasa, terima kasih yah.. Semoga apapun yang aku tulis dan kalian baca sama-sama mendapatkan kebaikan. Tidur nyenyak yah.
Dalam kehidupan normal seperti sekarang ini akan selalu ada pembanding, entah terkait fisik, potensi/pencapaian, harta, bahkan menyentuh ranah yang udah melekat misalnya kita dilahirkan oleh orang tua yang seperti apa? Apakah kita sudah menjadi anak emas saat dilahirkan di muka bumi? Seakan semua hal itu harus berdasarkan tolak ukur manusia. Mindet yang matang ketika mulai aware dan care terhadap sesuatu yang dalam diri kita itu juga memiliki keistimewaan dan kelebihan yang orang lain tidak punya. Kita harus punya self control ke diri bahwa nggak semuanya harus ada dan sempurna, dan paling the most important kalau akan selalu ada perbedaan dari satu orang dengan orang lainnya. Perasaan yang ngebuat kita merasa tak berharga, tak memiliki potensi yang bisa dikembangin, hidupnya gitu-gitu aja nggak ada progress,
“Kok dia bisa secantik itu, sedangkan aku nggak secantik itu”
“Kok dia nilainya bagus sedangkan aku udah belajar mati-matian nggak sebagus itu sih”
“Dia kan enak bisa beli apa saja kan udah kaya dari lahir”
Sejujurnya kalimat-kalimat itu akan membunuh kita untuk berubah menjadi lebih baik dari diri yang sebelumnya. Itulah yang namanya INSECURE. Perasaan ini bukan hal yang tabu apalagi di masa-masa dewasa bagi tiap orang, insecure seakan menjadi hal yang lumrah dan biasa dirasakan, tapi tidakkah kita sadari bahwa perasan-perasaan tersebut akan tumbuh dalam hati kita sehingga yang terbentuk hanya pikiran-pikiran negatif. Pada akhirnya perasaan insecure akan terbawa dalam keseharian kita. Ada hal yang paling mematikan dari perasaan insecure yang tidak bisa diabaikan yakni kita tidak akan benar-benar menjadi manusia yang bersyukur ketika kecantikan, potensi atau pencapaian orang masih menjadi standar hidup, kita akan kesulitan menjadi diri sendiri karena ada tuntutan untuk bisa mengejar semua pencapaian orang yang berada disekitar. Nar akan bahas satu per satu yah.
Kecantikan atau Ketampanan
Pada umumnya label cantik atau tampan/ganteng itu bersifat relatif, karena setiap orang memiliki tolak ukur berbeda-beda atau Nar boleh sebut itu konstan tidak selamanya harus sama. Dari segi fisik yang paling menjadi perhatian banyak orang adalah wajah. Seolah wajah adalah simbol yang menentukan bahwa orang tersebut itu cantik ataupun ganteng, padahal akan banyak aspek bisa kita lihat misalnya dari kepribadian. Bagaimana seseorang ketika menyikapi sebuah masalah, bagaimana seseorang memanusiakan manusia, bagaimana seseorang tersebut berperilaku kepada orang tua atau keluarganya, bagaimana seseorang berbicara yang seharusnya kepada orang lain. Selanjutnya dari hati atau kita sering dengar istilah innerbeuty atau cantik yang berasal dari dalam hati, ada beberapa hal juga menjadi aspek yakni bagaimana dia ketika menghadapi masalah, apakah dia sabar atau mungkin dia marah dengan ujian yang diberikan kepadanya, bagaimana pandangan dia ketika melihat seseorang berbuat salah, apakah dia menjudge, menasehati, atau mengembalikan ke diri sendiri bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Kemudian, saat kita harus menghadapi realita tidak sesuai harapan yang kita mau, apakah kita ikhlas menerima takdir tersebut atau malah menggerutu atau bahkan kita menyalahkan Allah karena kehidupan kita begitu tidak adilnya. Ternyata segala hal yang kita sikapi dengan positif, berusaha berprasangka baik maka akan melahirkan hati atau jiwa yang baik pula. Ketika hal tersebut dibentuk, dibentuk dari berbagai pelajaran hidup yang didapatkan akan membuat kita lebih dewasa dan memiliki akhlak yang cantik.
Kenapa cantik dan tampan lagi-lagi akan menjadi ladang untuk merasa insecure? Sebab sejatinya kita belum sepenuhnya mengetahui apa yang kita punya, apa yang sudah kita benahi dalam diri kita selama ini? Serta apa yang sudah kita raih sampai saat ini? Terkadang kita lebih banyak pernyataan daripada pertanyaan ke diri sendiri. Saat kita banyak bertanya hal itu akan membuat penasaran dan ingin mencari tahu jawabannya, dan dari situlah kita mulai melakukan perubahan kecil dalam kehidupan kita. Nar misalkan tentang cantik atau ganteng yah, jika yang menjadi pembanding cantik atau ganteng secara fisik itu adalah orang yang punya cantik atau ganteng yang diakui oleh orang banyak seperti public figure/artis maka hal itu kurang tepat, why? Karena ukuran kecantikan yang kita lihat dari artis yang sering muncul di TV atau sosial media akan membuat kita insecure atau merasa kurang terhadap apa yang kita punya. Padahal sejatinya mereka yang menjadi public figure pun mendapat tuntutan entah dari diri mereka sendiri yang setiap saat harus tampil glow up di layar kaca, atau perusahaan yang menaungi mereka, dan sebagainya. Perlu Nar tekankan lagi bahwa standar kecantikan itu tidak selamanya sama, mungkin orang yang selalu melihat dan ngobrol bersama mengatakan bahwa kita cantik dari segi kepribadian/akhlak itupun tidak salah karena hal itu yang paling di lirik dari diri kita. Semua kembali ke pemikiran orang masing-masing.
Potensi
Allah menganugerahi setiap orang potensi/skill yang sangat beragam, mulai dari potensi dari bidang hukum, bisnis, speak English, kepenulisan, penguasaan computer/IT, pertanian, berternak, dan lain sebagainya. Orang-orang pun yang memiliki kelebihan misalnya di bidang IT, tidak hanya stuck dengan satu bidang saja, tetapi saat ini bertumbuh tentu harus belajar potensi lainnya. Pasti kita tidak ingin menyia-nyiakan setiap potensi yang ada. Tetapi kenapa potensi yang orang lain miliki kadang membuat kita insecure? Simpelnya karena nyatanya kita hanya melihat apa yang orang lain kembangkan untuk diri mereka sendiri, tanpa melihat apa yang saat ini kita usahakan. Kadang kita banyak lupanya atau kurang bersyukur yah? Yukk intropeksi diri. Ada satu momen yang sering kita lupakan misalnya kita belajar bahasa asing, kita kadang tidak memiliki jadwal harian hanya bermodal hafal beberapa vocalbulary dari tiktok misalnya, atau sekadar nonton filmnya yang berbahasa inggris, tanpa kita sadari semua itu proses bertahap untuk belajar bahasa asing tadi. Kita hanya berfokus pada hasil yang diraih, tetapi sedikit sekali yang melihat proses yang dilalui, setidaknya kita konsisten belajar walaupun itu hanya beberapa kata atau kalimat misalnya, remember it bahwa itu adalah progress!
Apakah kita bisa memiliki potensi seperti halnya yang dimiliki orang lain? Yap kataku bisa. Tapi hal itu harus menjadikan kita haus akan belajar hal baru, konsisten dalam proses itu, tidak mageran. Aku paling ingat dengan kata motivasi dari kak Belva Devara, CEO Ruangguru bahwa
“Kita harus percaya dulu kalau kita itu pintar, dan ingatlah belajar itu sakitnya sementara. Tapi senangnya selamanya"
Kita nggak mungkin dapatkan sesuatu yang kita dambakan kalau hanya mengandalkan potensi itu-itu saja melainkan kita harus terus mengalih segala potensi lain yang bisa kita lakukan. Jangan pernah takut untuk melakukan hal baik, selama kebaikan untuk masa depan dan tidak merugikan orang lain, why not?! Jangan fokus terhadap pencapaian orang lain, coba lihat apa yang bisa kamu lakukan dengan potensi yang kamu miliki, kemudian kembangkan, dan teruslah bersinar!
Harta
Terkadang kita juga merasa insecure kepada orang-orang yang memiliki harta lebih banyak dari kita, tanpa kita tau seberapa besar kerja keras orang-orang itu untuk sampai di level tersebut. Pertanyaan sering menghujam hati seseorang
“Kenapa aku nggak sekaya dia yah?”
“Kenapa teman-temanku lebih mapan daripada aku?
“Aku nggak selevel sama mereka, mereka pasti nongkrongnya di café mahal, sedangkan aku untuk sehari-hari aja susah”
Guys pernah ngerasa nggak sih kalau semua pertanyaan atau asumsi-asumsi dalam kepala kita itu cuma dari kepala kita dong? Orang lain nggak bilang langsung ke kita, maybe kalaupun ada di antara teman-teman kita yang bilang mereka jarang banget ada yang langsung bilang ke kita di depan banyak orang. Kita merasa minder atau malu karena segala asumsi di kepala kita tanpa ada validasi secara langsung dari teman atau orang-orang terdekat kita. Perlu kita ingat bahwa kekayaan atau rezeki seseorang itu berbeda-beda, ada yang memiliki harta yang berlimpah, ada yang cukup untuk makan beberapa bulan kedepan, ada yang mungkin masih berusaha keras untuk mencari makan di hari itu saja. Kita dianjurkan banyak bersyukur seberapa pun harta yang diberikan, harta yang diusahakan karena saat kita mengingkari nikmat maka Allah akan memberikan azab yang berat. Hal itu dijelaskan dalam QS. Ibrahim: 7.
Kita dilahirkan dari orang tua siapa dan bagaimana?
Kita tidak pernah bisa memilih terlahir dari keluarga seperti apa, keadaan ekonomi orang tua yang seperti apa? Karena itu adalah hal mutlak telah di tetapkan Allah sebagai Pencipta Kehidupan ini. Mungkin di antara kita ada yang sudah memiliki finansial yang stabil, bagus nasab atau keturunannya sehingga anak-anaknya pun cantik atau memiliki paras yang rupawan. Terkadang hal itu pun masih saja membuat kita insecure. Bagaimana pola asuh dan didikan orang tua yang memiliki EQ (Emotional Quotient) atau disebut juga Emotional Interlligence/kecerdasan dari segi emosional. Sering timbul pertanyaan..
“Aku lahir dari keluarga yang kurang harmonis”
“Aku malu kalau orang tau siapa ayah atau ibuku”
“Keluargaku miskin, gak kayak mereka”
Sehingga tanpa sadar lahirlah perasaan-perasaan bahwa kita tidak berharga sejak lahir, kita. Kita mungkin tidak pernah bisa memilih kita dilahirkan oleh siapa dan bagaimana ekonominya? Tetapi kita bisa menciptakan keluarga yang tumbuh dalam kebaikan, keharmonisan, kasih sayang, dan cinta di keluarga kita nantinya.
Perasaan insecure sering muncul karena kita merasa tidak berharga, sering diremehkan, disepelekan, dianggap tidak ada, dijadikan bahan gossip oleh orang lain, yang ngebuat kita semakin down dan seakan tak layak menjadi manusia. Hai,, kamu sangat berharga kok, kamu istimewa dengan segala potensi yang kamu miliki, kamu adalah kebanggaan orang yang selalu mengharap umur selalu panjang dan membersamai mereka, kamu adalah doa-doa tulus orang tuamu yang mereka selalu harap dikabulkan, kamu adalah manusia yang teramat special. Jadi jangan pernah merasa bahwa kamu tidak ada atau tidak memiliki pengaruh terhadap kehidupan kamu sendiri, kamu berhak bahagia dan merayakannya. Yang perlu kamu lakukan untuk saat ini, teruslah bertumbuh, berkarya dengan potensi atau skill yang kamu punya, teruslah bersinar tanpa ingin meredupkan sinar orang lain, terus bersyukur atas apa yang kamu miliki bukan orang lain miliki. Tetap hidup dengan baik yah, tidak mudah untuk sampai di titik dimana harus menahan segala perasaan-perasaan negative yang menyerang, kamu hebat dan sekali lagi Nar mau bilang kamu berharga, sangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar